Saturday, April 18, 2009

DZIKRULLOH

Jika telah banyak ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang dzikir, sebenarnya tidak perlu lagi mempersoalkan hadits-haditsnya, sebab Al-Qur'an berisi 30 juz, sedangkan hadits berjumlah sangat banyak (tidak terbatas). Berbagai kitab hadits yang setiap kitabnya mengandung hadits Nabi tidak terhitung banyaknya. Shahih Bukhari saja terdiri dari 30 juz dan Sunan Abu Dawud 32 juz. Dan masih banyak kitab-kitab besar lainnya) yang tidak lepas dari masalah dzikir. Siapakah yang dapat menentukan batasan jumlah hadits yang demikian banyak itu? Bagi yang berniat mengamalkannya, maka satu ayat dan satu hadits sudah memadai. Namun bagi yang tidak berniat mengamalkannya, meskipun bergudang-gudang kitab, tetaplah percuma, sebagaimana dimisalkan:
"Mereka seperti keledai yang membawa.kitab-kitab tebal" (Q.s. Al-Jumu'ah: 5J)

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Allah berfirman, 'Aku bergantung pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya., Aku pun mengingatnya dalam hati-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku di suatu majelis, Aku pun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik.dari mereka (yaitu, majelis para malaikat yang ma'sum dan tanpa dosa). Dan jika ia mendekati-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Jika ia mendekati-Ku sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekati-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari." (Bukhari, Muslim, Ahmad).
Faedah
Hadits di atas mengandung beberapa pelajaran penting, yaitu: Pertama, hubungan Allah swt. dengan hamba-Nya menurut sangkaan hamba tersebut kepada Allah swt.. Maksudnya, agar seseorang selalu mengharap rahmat Allah dan jangan berputus asa. Kita mengakui bahwa kita adalah orang-orang yang berdosa, yang akan disiksa karenanya. Walaupun demikian, kita jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Apa sulitnya bagi Allah Yang Maha Pengasih mengampuni dosa-dosa hamba-Nya? Allah swt. menjelaskan di dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu." (Q.s. An-Nisaa': 48).

Oleh sebab itu, alim ulama menyatakan bahwa iman adalah antara harap dan takut kepada Allah swt.. Suatu ketika, Nabi saw. mendatangi seorang pemuda yang sedang menghadapi sakaratul-maut. Ketika beliau menanyakan keadaannya, pemuda itu menjawab, "Ya Rasulullah, saya selalu mengharap rahmat Allah dan takut atas dosa-dosa saya." Sabda beliau, "Seandainya kedua hal tersebut ada pada diri seseorang, yakni harap dan takut, Allah akan mengabulkan apa yang ia harapkan dan menyelamatkannya dari apa yang ia takuti." (Jam'ul Fawaid).
Sebuah hadits menyebutkan bahwa orang mukmin itu menganggap bahwa dosa-dosa mereka seperti sebuah gunung yang akan runtuh menimpanya dan ia duduk di bawah gunung tersebut. Sedangkan para pendosa menganggap bahwa dosa-dosa mereka seperti seekor lalat yang hinggap di tubuhnya. Dengan disentuh saja, lalat itu akan terbang. la meremehkan dosa-dosanya. Oleh sebab itu, kita hendaknya selalu mengharap rahmat Allah swt. dan takut kepada-Nya karena dosa-dosa kita.
Seorang sahabat, Mu'adz r.a., telah syahid disebabkan penyakit tha'un. Menjelang wafatnya, ia pingsan berkali-kali. Ketika sadar, ia berkata, "Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku sangat mencintai-Mu. Demi kemuliaan-Mu, Engkau pasti mengetahui hal ini." Ketika maut sudah mendekat, ia berkata, "Selamat datang wahai maut, engkaulah tamu yang penuh berkah. Sayang, tamu yang penuh berkah ini datang ketika aku dalam kemiskinan." Lalu ia berkata, "Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa setiap saat aku selalu takut kepada-Mu, dan sekarang aku mengharap rahmat-Mu. Ya Allah, aku mencintai hidup, namun bukan untuk mengatur sungai dan mengairi kebun. Tetapi untuk menahan haus pada musim panas, menahan kesusahan demi agama, dan agar dapat duduk bersama para ulama dalam majelis berdzikir kepada-Mu." (Tahdzibul-Lughat).
Sebagian ulama mengulas pernyataan hadits: 'hubungan Allah dengan hamba-Nya bergantung pada sangkaan hamba-Nya,' bukan dalam permintaan ampun saja, tetapi juga dalam segala masalah, termasuk doa kesehatan, ketenteraman, keamanan, dan sebagainya. Misalnya, seorang hamba berdoa dengan yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah swt., maka dengan keyakinannya itu Allah swt. akan mengabulkan doanya. Sebaliknya, jika seseorang menyangka atau hatinya ragu bahwa doanya tidak akan diterima, jelas Allah swt. tidak akan mengabulkan doanya. oleh sebab itu, disebutkan dalam sebuah hadits bahwa doa seseorang itu akan diterima selama ia tidak berkata, "Doaku tidak dikabulkan oleh Allah." Hal ini juga berlaku dalam hal masalah kesehatan, kekayaan, dan lain-lainnya. Hadits lain berbunyi, "Barangsiapa yang kelaparan lalu ia meminta-minta kepada orang lain, maka Allah tidak akan mencukupinya." Seandainya ia mengadukan segala hajatnya kepada Allah swt., niscaya Allah swt. akan menjauhkan segala kesulitannya. Juga diketahui bahwa pentingnya berbaik sangka kepada Allah swt, adalah satu hal, dan sangat mengharapkan bantuan serta ampunan-Nya adalah hal lain. Allah swt. mengingatkan| dengan firman-Nya:
"Dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakanmu dalam (mentaati)] Allah." (Q.s. Luqman: 33).

Maksudnya, jangan sampai syaitan menipu kita sehingga kita terus berbuat dosa karena Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Allah swt, berfirman:

"Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. Sekali-kali tidak." (Q.s. Maryam: 78-79).

Kedua, kalimat 'Barangsiapa berdzikir kepada-Ku, Aku akan senantiasa bersamanya.' Hadits lain menyebutkan, "Jika hamba-Ku mengingat-Ku, maka selama ia menggerakkan bibirnya, Aku selalu bersamanya. Aku benar-benar memperhatikannya dan menurunkan rahmat khusus baginya." Ketiga, kalimat ‘Aku akan mengingatnya dalam majelis malaikat,' yaitu! membangga-banggakannya. Hal ini disebabkan:
1) Karena ketika manusia diciptakan telah ditentukan dalam dirinya unsur taat dan unsur maksiat, sebagaimana akan disebutkan dalam hadits ke-8. Dalam keadaan demikian, maka ketaatan patut dibanggakan.
2) Ketika manusia diciptakan, para malaikat bertanya kepada Allah swt., "Apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi ini, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji-Mu?" Karena di dalam diri manusia ada sifat merusak, sedangkan dalam diri malaikat tidak ada unsur tersebut, maka mereka menyatakan, 'Kami hanya bertasbih dan mensucikan-Mu.”
3) Karena ketaatan manusia itu lebih baik daripada ibadah para malaikat, sebab manusia beribadah tanpa musyahadah (menyaksikan langsung alam akhirat), sedangkan malaikat beribadah kepada Allah swt. dengan musyahadah. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah swt. bahwa jika mereka melihat surga atau neraka, mereka tidak akan terpengaruh. Dengan demikian, patutlah Allah swt. sangat memuji dan membanggakan mereka yang beribadah dan selalu mengingat-Nya di hadapan para malaikat.

Keempat, kalimat 'Sejauhmana hamba itu mengingat Allah, maka sejauh itu pula Allah lebih mendekatinya dan lebih melimpahkan rahmat dan kasih sayang kepadanya.' Inilah maksud kata 'mendekat atau lari'. Lafazh 'mendekat' menunjukkan kasih sayang Allah swt., akan segera turun ke atas mereka. Sekarang setiap orang tinggal memilih, jika menghendaki rahmat Allah, hendaklah ia meningkatkan amalannya kepada Allah swt..
Kelima, disebutkan bahwa 'jamaah malaikat lebih baik daripada orang-orang yang berdzikir'. Padahal sudah masyhur bahwa manusia adalah makhluk yang termulia. Hal ini disebabkan beberapa hal, yaitu:
1) Lebih baik di sini dilihat dari sisi yang khusus, yaitu para malaikat adalah ma'sum, terbebas dari segala dosa.
2) Karena jumlah malaikat lebih banyak daripada jumlah manusia dan lebih baik daripada kebanyakan manusia. Namun jika dibandingkan dengan seorang mukmin atau Anbiya' a.s., mereka lebih baik daripada malaikat. Di samping itu masih banyak sebab-sebab lainnya yang memerlukan penjelasan panjang dan lebar.

Wednesday, April 15, 2009

SYAFAAT ALQUR'AN

Dari Sai’d bin Sulaim rah.a. secara mursal, Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak ada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat daripada Al-Qur'an. Bukan nabi, bukan malaikat, dan bukanpula yang lain."
(Abdul Malik bin Habib - Syarah Ihya).

Faedah
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah pemberi syafaat yang syafaatnya pasti dikabulkan Allah swt. Semoga Allah swt. dengan kemuliaan-Nya menjadikan Al-Qur'an sebagai syafaat bagi kita, bukan sebagai penuntut atau penentang kita. Bazzar rah.a. meriwayatkan dalam La'aali Masnu'ah bahwa jika sese-orang meninggal dunia, sementara di rumahnya orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian, tiba-tiba ada seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala si mayit. Ketika kain kafan mulai dikenakan, ia berada di antara dada dan kain kafan itu. Ketika sudah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat, yaitu Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab. Namun si tampan itu berkata, "la adalah sahabat akrabku. Dalam keadaan bagaimanapun, aku tidak bisa meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan menanyainya, lakukanlah tugas kalian. Aku tidak akan berpisah dengannya sehingga ia dimasukkan ke dalam surga." Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata, “Aku adalah Al-Qur'an yang kadangkala engkau baca dengan suara keras dan kadangkala dengan pelahan. Jangan khawatir, setelah menghadapi pertanyaan Munkar Nakir ini engkau tidak akan lagi mengalami kesulitan." Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutra yang penuh dengan Kasturi dari Mala il-A'la. Semoga Allah swt. dengan keutamaan-Nya, mengaruniakan hal itu kepada kita.

Wednesday, April 1, 2009

RANGKAIAN ROBOT

Rangkaian robot penerima tamu ini menggunakan mikrokontroler ATMega8535L, sedangkan program kontrollernya menggunakan bahasa assembly (Assembler) dengan kompiler AVR Studio4 dan Ponyprog. Sedangkan untuk mengontrol Motor DC menggunakan IC L293D. Sedangkan untuk mendeteksi jarak jarak robot dengan tamu pengunjung menggunakan sensor SRF04. (by amarudin)